Dewi karya Yus R. Ismail Komidi Putar karya Gegge S. Mappangewa Pertarungan karya Benny Arnas Kacamata karya Noor H. Dee Debu-Debu Tuhan

Selasa, 31 Juli 2012

Ha Long Bay: The New 7 Wonders of Nature

Oleh Rahmadyanti Rusdi (Republika, 31 Juli 2012)


Foto Rahmadyanti Rusdi
Sejak 27 April 2012, Ha Long Bay resmi dikukuhkan sebagai The New 7 Wonders of Nature. Satu dari 33 teluk terindah di dunia itu kini menjadi salah satu magnet para pelancong yang mengunjungi Vietnam.
Vietnam mungkin bukan tujuan utama turis Indonesia, padahal banyak tempat menarik dan mengagumkan di negeri Indochina ini. Salah satunya adalah Ha Long Bay.  Bersama Taman Nasional Komodo di Indonesia, Pulau Jeju di Korea Selatan, dan empat tempat lain, Ha Long Bay terpilih sebagai The New 7 Wonders of Nature. Namun jauh sebelum itu, tepatnya tahun 1994, UNESCO telah  menetapkan Ha Long Bay sebagai Situs Warisan Dunia.
Ha Long Bay adalah teluk dengan (kurang lebih) 1.960 limestone cliffs atau pulau karang bertebaran di area 1.553 km². Dahsyat. Sejauh mata memandang, pulau karang menyembul di sana-sini. Banyaknya pulau karang menyebabkan arus air laut begitu tenang.     Menurut informasi, ribuan pulau karang tersebut terbentuk sejak 500 juta tahun lalu. Ha Long Bay juga menjadi rumah bagi 14 jenis floral dan 60 jenis fauna.
Turis yang mengunjungi Ha Long Bay biasanya melalui Hanoi, ibukota Vietnam. Ada begitu banyak operator di sekitar Hanoi yang menawarkan tur ke Ha Long Bay. Biasanya agar tidak repot, turis langsung memesan tur di hotel. Kita bisa melakukan tawar menawar harga tur. Ada tur sehari penuh atau menginap satu-dua malam di boat. Hampir semua tur dimulai pagi hari. Setelah memesan tur, kita akan dijemput di hotel atau meeting point tertentu.
Bersama seorang teman, saya memesan paket tur dua hari satu malam. Kami mendapat harga 45 dolar AS per orang dengan fasilitas transportasi bus Hanoi-Ha Long Bay, menginap di boat, tiket masuk Ha Long Bay, goa, dan kayaking di desa terapung, serta makan tiga kali sehari, tapi... minus minum. Ya, kami harus membeli air mineral. Seorang turis pria asal Swiss yang tahu ”aturan” tersebut, sudah siap dengan dua botol besar air mineral. Harga di boat atau penjual di desa terapung memang dua kali lipat harga biasa. Untungnya harga-harga di Vietnam cukup murah. Jadi, tidak terlalu menguras kantong hanya untuk membeli air mineral.
Jarak tempuh Hanoi ke Ha Long Bay yang terletak di provinsi Huang Ninh sekitar tiga jam. Tiba di dermaga Ha Long, ratusan bus juga menurunkan para turis. Seperti ditumpahkan saja. Saya disadarkan betapa Vietnam yang ”baru” tiga puluh tujuh tahun lalu luluh lantak akibat perang, kini tengah bersolek menata pariwisatanya. Operator-operator tur cukup rapi mengelola paket tur ke Ha Long Bay. Mereka cukup disiplin dengan waktu keberangkatan, boat yang nyaman, dengan makanan yang juga memuaskan. 16 turis dari Inggris, Swiss, Canada, yang satu rombongan dengan kami di boat sepakat memberi nilai A untuk makanan di kuesioner yang dibagikan sebelum kami kembali ke Hanoi.  
Pemerintah Vietnam juga cukup serius menata Ha Long Bay sebagai tujuan utama pariwisatanya. Selain menikmati pulau-pulau karang yang indah, turis dibawa ke Hang Dau Go, sebuah gua yang terletak di area teluk. Tidak terlalu sulit masuk ke gua tersebut. Jalannya ditata dengan baik sehingga tidak menyulitkan turis. Stalaktit dan stalakmit cukup cantik menghiasi gua dan berwarna-warni! Awalnya saya pikir stalaktit dan stalakmit itu berwarna, ternyata hanya efek lampu beragam warna. Setelah menyusuri gua, boat bergerak menuju desa terapung. Di sini kita dapat bermain kayaking atau berenang.
Saat senja mejelang boat pun berhenti di tengah teluk, di antara pulau karang untuk menginap di sana. Menikmati malam di tengah teluk, pulau-pulau karang bagai bagai makhluk-makhluk hitam besar di sekitar kami. Esok paginya, boat bergerak menuju kembali ke pelabuhan untuk kemudian kembali ke Hanoi.***


HANOI, KOTA YANG TERUS BERSOLEK

Ibukota Vietnam ini merupakan salah satu titik menuju Ha Long Bay. Sebagian besar turis biasanya menjadikan Hanoi sebagai base. Hanoi adalah kota kedua terbesar di Vietnam yang Oktober 2010 lalu berusia 1000 tahun. Pada tahun 1873 Prancis menjajah Hanoi dan menjadikannya sebagai ibukota Indochina Prancis antara tahun 1902-1954.
Kota ini terkenal dengan jumlah motornya yang seperti laron. Mengingatkan saya dengan Jakarta saat ini. Menurut tour guide kami dalam perjalanan ke Ha Long Bay, jumlah motor di Hanoi sama dengan jumlah penduduknya (saat ini jumlah penduduk Hanoi 6,5 juta orang). Banyaknya motor dan kurang tertibnya pengendara pada lalu lintas langsung kami alami saat baru sepuluh menit bus yang kami tumpangi dari Bandara Internasional No Bai berjalan menuju hotel. Dua motor yang melaju kencang bertabrakan, pengendaranya pun terkapar di jalan. Sepanjang perjalanan, kami dan beberapa bule di bus pun beberapa kali berteriak “ Waaa…”, “Oh, My God…!” melihat “aksi” para pengendara motor. Peraturan wajib helm sendiri baru beberapa tahun diterapkan di sana.
Namun, lupakan kesemrawutan motor (yang saat ini juga terjadi di Jakarta), Hanoi sejatinya adalah kota yang cukup cantik. Ada banyak situs menarik dengan gedung-gedung khas peninggalan Prancis. Berikut beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi di Hanoi:

1.    Ho Chi Minh Mausoleum
Tempat di mana kita dapat melihat jasad Ho Chi Minh (Bapak Bangsa Vietnam) yang sudah diawetkan. Terletak di Ba Dinh Square, tempat ini hanya buka di pagi hari hingga jam 11. Bangunan mausoleum ini terinspirasi Lenin’s Mausoleum di  Moscow. Kita tidak diperkenankan memotret jasad Ho Chi Minh.
2.    Old Quarter
Merupakan kawasan kota tua yang sudah ada sejak abad ke-13. Secara umum bangunan-bangunan yang ada di tempat ini pada mulanya difungsikan sebagai pusat aktivitas, baik aktivitas perdagangan, pelayanan publik, maupun pemerintahan. Ada 36 jalan yang ada di Old Quarter, dan masing-masing dinamai sesuai dengan aktivitas yang ada di jalan itu. Misalnya saja Hang Bac tempat para perajin perak, Hang Da (perajin kulit), Lo Ren (pandai besi), Hang Giay (pembuat sepatu), Cho Gao (pasar beras), atau Hang Huong (penjual hio). Kalau tak mau capek berjalan kaki, bisa naik becak untuk menyusuri Old Quarter.
3.    Hoan Kiem Lake
Terletak tak jauh dari Old Quarter. Danau ini adalah landmark kota Hanoi. Di waktu pagi dan sore, daerah sekitar danau dipenuhi oleh masyarakat Hanoi, baik untuk olahraga, atau sekadar duduk-duduk. Di tengah danau ada kuil kecil. Kalau mau beli suvenir khas Vietnam juga banyak tersedia di toko-toko di sekitar danau. Jangan lupa untuk menawar dan jangan menawar bila tidak berminat untuk membeli, kita akan terus diikuti. Hal itu terjadi pada teman saya yang tertarik membeli buku Lonely Planet. Kami diikuti terus hingga akhirnya teman saya menyerah dan membeli buku tersebut, yang ternyata ... bajakan :D.
4.    Water Puppet Show
Bisa dibilang tak lenngkap bila kita ke Hanoi tapi tak menyaksikan pertunjukkan ini. Wayang boneka yang digerakkan oleh pemain-pemain yang ”berendam” di air ini memang segar dan kocak. Meski tidak begitu mengerti karena disampaikan dalam bahasa Vietnam, tapi kita masih dapat mengikuti ceritanya yang berkisar pada kehidupan sehari-hari warga Vietnam di pedesaan. Gedung teater terletak tak jauh dari Danau Hoan Kiem. Pertunjukan ada setiap hari, sore hingga malam dengan tarif 2-4 dolar. Kalau mau foto-foto selama pertunjukan, pengunjung harus membayar ”izin” memotret sebesar 1 dolar.   
5.    Temple Of Literature (Van Mieu).
Merupakan cikal bakal universitas pertama di Vietna,. Dibangun pada tahun 1070 pada masa Raja Ly Nhan Tong. Buka setiap jam 9 hingga 5 sore, terletak di. Jalan Quoc Tu Giam.


NAIK APA, HABIS BERAPA?

Tiket Pesawat
Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta atau kota lain di Indonesia ke Hanoi. Anda bisa melalui kota Ho Chi Minh, kota di selatan Vietnam. Maskapai seperti Garuda dan Lion Air membuka penerbangan Jakarta-Ho Chi Minh. Dari Ho Chi Minh dapat mengambil penerbangan lokal ke Hanoi. Bisa juga menggunakan bus atau kereta, tentu dengan waktu tempuh yang lebih lama. Saran saya, Anda terbang melalui Kuala Lumpur, Singapura, atau Bangkok. Bisa sekalian traveling di kota-kota tersebut. Banyak pilihan maskapai yang terbang ke Hanoi dari kota-kota tersebut. Kisaran harga untuk Jakarta-Kuala Lumpur-Hanoi pp misalnya, sekitar Rp3,5-5 juta untuk penerbangan bulan depan. Bila Anda memesan jauh-jauh hari tentu akan lebih murah.

Transport Lokal
Ada bus umum, tapi bila kita bepergian dengan teman, taksi mungkin pilihan yang cukup nyaman. Namun harus berhati-hati menggunakan taksi di Hanoi, karena ada beberapa operator taksi yang cukup nakal mempermainkan argo. Tiga operator taksi yang cukup aman adalah adalah Hanoi Taxi, Taxi CP, dan Mai Linh Taxi. Bila kesulitan mencari taksi, kita dapat menelepon atau memesan melalui hotel.

Belanja Suvenir
Dong Xuan market adalah pasar untuk membeli suvenir khas Vietnam dengan harga miring. Saya sendiri tak sempat mengunjungi pasar ini, dan lebih memilih membeli suvenir di toko-toko di sekitar Danau Hoan Kiem karena keterbatasan waktu. Harga suvenir di daerah Old Quarter mungkin lebih mahal dibanding di Pasar Dong Xuan, tapi tetap terasa murah. Beberapa penjual kaos juga berkeliaran di sekitar danau.Yang penting jangan ragu menawar. Yang lucu, ternyata harga souvenir di No Bai International Airport cukup murah, bahkan sama dengan harga suvenir di toko-toko sekitar Old Quarter. Padahal biasanya harga barang bandara kan melambung tinggi. Jadi, kalau tak sempat membeli oleh-oleh, bisa beli di bandara kok.

Makanan Halal
Dibanding kota Ho Chi Minh alias Saigon di selatan Vietnam, jumlah tempat makan halal di Hanoi memang jauh lebih sedikit. Berikut beberapa:
1.    Nisa Restaurant. Tempat makan ini telah menjadi tujuan utama muslim yang sangat mengutamakan makanan halal. Terletak di Jalan Nguyen Huu Huan No. 90, di sekitar Hoan Kiem Lake atau Old Quarter. Restoran ini menyediakan makanan Vietnam, Melayu, dan India.
2.    Malaysia in Hanoi Restaurant. Terletak di pinggiran Danau Truc Bach, Ba Dinh, tepatnya di Jalan Tran Vu 136 E. Pemiliknya seorang warga negara Malaysia, tapi chef-nya adalah warga asli Indonesia bernama Rohman. Sehingga beberapa menunya pun bercita rasa Indonesia.
3.    Melia Hanoi Hotel Restaurant. Terletak di Jalan Ly Thuong Kiet Street 44 B.

Hotel
Sangat banyak pilihan tempat menginap di Hanoi, dari hotel bintang lima hingga penginapan backpacker. Menurut situs Trip Advisor, hotel di Hanoi bahkan termasuk hotel termurah di dunia. Anda dapat memilih kawasan Old Quarter yang berdekatan dengan Danau Hoan Kim. Bertabur hotel-hotel murah dengan harga 5-15 dolar AS per malam di sekitar wilayah tersebut. Dengan 12 dolar misalnya Anda akan mendapat kamar AC, kamar mandi dalam, plus TV plasma dengan siaran internasional. Beberapa hotel memberi diskon 1-2 dolar bila Anda menginap lebih dari satu hari. Itu yang saya alami saat menginap di Especen Hotel. Bila ingin menginap di Ha Long, cukup banyak hotel di sana, atau Anda dapat mengikuti paket tur menginap di boat.

Mata Uang
Dong adalah mata uang resmi Vietnam, tapi dolar AS sepertinya merupakan mata uang resmi kedua. Cukup sedia dolar saja bila berkunjung ke Hanoi, karena mata uang ini diterima hampir di segala transaksi. 1 dolar sama dengan 17.000 dong.
Visa
Pelancong asal Indonesia tak membutuhkan visa untuk mengunjungi Vietnam. Anda bebas berkunjung hingga 30 hari.

Total biaya yang dibutuhkan menikmati Hanoi dan Ha Long Bay selama 4 hari 3 malam, sekitar Rp4-6 juta. 

Related Posts

Ha Long Bay: The New 7 Wonders of Nature
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.