Drama
Alimuddin
Pemenang Sayembara
Kupersembahkan naskah ini kepada tanoh negriku yang selalu tercompang-camping dengan luka. Air mata yang terluka. Inilah dariku. Seulanga…
PARA TOKOH
- Seulanga (seorang istri, anggota lascar perjuangan balas dendam)
- Panglima Manan (pemimpin pasukan balas dendam)
- Mualim hasanah (pelatih khusus untuk pejuang inong)
- Mala (sahabat seulanga)
- Sakdiah ( sahabat seulanga)
- Orang-orang hijau di rumah seulanga (3 orang)
- Masyik (nenek seulanga)
- Abu (bapak seulanga)
- Bang suman (suami seulanga)
- Mak (ibu seulanga)
- MEULU (anak kecil inong di kampung Seulanga)
- Zakir (anak kecil agam di kampung)
- Anak-anak agam kecil di kampung
- Anak-anak inong kecil di kampung
- Ibu tua di pengungsian
- Tiga pria kekar dan berkumis di meunasah.
LATAR
- Di halaman rumah seulanga. Rumah itu adalah rumoh Aceh.
- Di meunasah.
- Di salah bukit di pedalaman Aceh besar.
- Banda aceh setelah terjadinya tsunami.
- Di salah satu tempat pengungsian di Darussalam.
 |
| abey-cancer.blogspot.com |
ADEGAN I
TIGA HARI SESUDAH PENYERBUAN. MALAM HARI. SEULANGA DI KAMARNYA DENGAN PIKIRAN MENERAWANG ENTAH KE MANA. JENDELA KAMAR ITU TERBUKA. SEULANGA DUDUK DI KURSI DEKAT JENDELA. IA MENATAP LANGIT.
ADEGAN II
TERDENGAR PINTU KAMAR SEULANGA DIKETUK-KETUK PELAN. SEULANGA TIDAK PEDULI DENGAN KETUKAN ITU.
MASYIK : (BERSUARA DARI BELAKANG PANGGUNG) ini masyik neuk.
SEULANGA : (MENGHELA NAPAS BERAT) masuk syik.. Tidak dikunci pintunya (KEMBALI MENATAP LANGIT).
MASYIK MASUK DAN MENGHAMPIRI SEULANGA.
MASYIK : (MEMBELAI KEPALA, INGIN MENANGIS) sedang apa aneuk masyik?
SEULANGA TIDAK MENJAWAB. MASYIK MENGHELA BERAT.
MASYIK : Ada Mala di luar. Ia ingin bicara dengan aneuk.
ADEGAN III
TIBA-TIBA DARI PINTU KAMAR SEULANGA, MASUK SEORANG PEREMPUAN MUDA. NAMA PEREMPUAN ITU MALA. MALA ADALAH KARIB SEULANGA PALING DEKAT DI KAMPUNG. WAJAH MALA KERUH. SETENGAH BERLARI IA MENGHAMPIRI SEULANGA.
MALA : (MEMELUK SEULANGA, MULAI MENANGIS) kita bernasib sama Seulanga. Mereka telah membunuh orang-orang yang kita kasih. Lon tinggal sebatang kara sekarang (LEMAH).
SEULANGA IKUT MEMELUK TUBUH MALA. KEDUA PEREMPUAN ITU TELAH BERAIR MATA.
MASYIK KELUAR DARI KAMAR ITU SAMBIL MENYAPU AIR MATA.
MALA : (MELEPAS PELUKAN, TEGAS) kita harus membalas kezaliman ini Seulanga. (DIAM SESAAT) kita tidak boleh biarkan orang-orang yang kita kasihi dibunuh sia-sia (KEMBALI MENANGIS).
HENING SESAAT. ANGIN DI LUAR TERASA BEGITU MENAMPAR-NAMPAR. BUNYI DEDAUNAN YANG DITAMPAR ANGIN TERDENGAR BEGITU GADUH MALAM INI.
KEMUDIAN SEULANGA MENATAP MATA MALA DALAM-DALAM. SEULANGA MELEPAS NAPAS YANG SANGAT BERAT SEKALI.
SEULANGA : (LEMAH, TAK BERDAYA DAN TAK BERSEMANGAT) kita ini hanya inong Mala.
MALA : (BERHENTI MENANGIS, WAJAHNYA MENGERAS) Cut Nyak Dhien inong Seulanga. (PIKIRAN MENERAWANG) Cut Nyak Meutia juga inong! Tapi mereka mampu mengusir kaphee belanda dari tanoh kita!
SEULANGA MENARIK NAPAS PANJANG. MATA ITU TAK LEPAS DARI MUKA MALA.
MALA : (TEGAS, BERUSAHA TEGAR) kita tidak boleh mati dalam kubangan luka ini seulanga. Kita harus segera bangkit. Kita harus berjuang (BERUSAHA TERSENYUM, TAPI TERLIHAT SEPERTI MUKA INGIN MENANGIS).
SEULANGA : (TERSENYUM PAKSA) kita harus bangkit Mala. Ya, kita harus bangkit (LEMAH).
MALA : (SEMANGAT, MERANGKUL) bersabar kawan lon seulanga, insya Allah Allah wazalla akan beri kekuatan untuk kita.
SEULANGA DAN MALA SALING BERPELUKAN. MEREKA KEMBALI MENANGIS.
ADEGAN IV
SELEPAS ZUHUR. DI HARI LAIN. MALA DUDUK-DUDUK DI ATAS TANGGA RUMOH ACEH. MUKA ITU TIDAK SEPUCAT HARI-HARI KEMARIN. BERKALI-KALI IA MENGHIRUP UDARA SEGAR YANG SEPERTI DI BAWA OLEH DAUN-DAUN.
DI SEKELILING SEULANGA HANYA ADA SEPI DAN KESUNYIAN YANG MENYAKITKAN. TIDAK LAGI ADA ANAK-ANAK YANG BERMAIN DI BAWAH RUMOH ACEH. TIDAK ADA LAGI ANAK-ANAK YANG BEREBUTAN MEMETIK BUAH DELIMA.
SEULANGA : (BERGUMAM) kampung ini telah seperti kuburan. Tidak lagi hidup kehidupan (MENGEDAR PENGLIHATAN KE MANA-MANA).
SEULANGA : hanya ada kematian. Dan ketakutan kematian. (MENATAP LANGIT) Po rabbi…
ADEGAN V
DATANG MALA DAN SAKDIAH DARI ARAH PINTU PAGAR RUMAH SEULANGA. DARI KEJAUHAN MALA DAN SAKDIAH SUDAH MENEBAR SENYUM. MEREKA BERDUA MENGUCAPKAN SALAM.
SAKDIAH : (MERANGKUL SEULANGA, MULAI MENANGIS) kita orang-orang menderita Seulanga. Lon tinggal dengan masyik sekarang (BAHU BERGUNCANG-GUNCANG).
SAKDIAH ADALAH KARIB SEULANGA SELAIN MALA. UMUR MEREKA BERTIGA TIDAK BEDA JAUH. TAPI SEULANGA PALING MUDA DI ANTARA KETIGANYA.
SEULANGA : (IKUT MENANGIS) BANG MIDI?
SAKDIAH : mereka juga membunuh bang Midi.
KEMUDIAN PELUKAN ITU LEPAS. SEULANGA DAN SAKDIAH MENGHAPUS AIR MATA. SEMENTARA MALA MENYAKSIKAN PEMANDANGAN ITU DENGAN MATA MENGHARU-BIRU.
MALA : (RAGU, SUARA KECIL, PADA SEULANGA) Seulanga. (DIAM SEJENAK) nanti malam bisa ke meunasah25?
SEULANGA : (BINGUNG) ke meunasah malam-malam? Ada acara apa?
SAKDIAH : (BERBISIK) akan ada orang-orang coklat yang datang ke meunasah kita.
SEULANGA : (BERSUARA BESAR) orang-orang coklat.
MALA MELETAKKAN TELUNJUK DI ATAS BIBIRNYA. KEPALA SEULANGA MENGANGGUK-ANGGUK.
SEULANGA : (BERBISIK) untuk apa?
MALA : (BERBISIK) nanti malam saja kita lihat. Mudah-mudahan tidak terjadi halangan apa-apa.
ADEGAN VI
MASIH DI HARI SAMA. MALAM HARI. DI JALANAN KAMPUNG RAMAI SEKALI ORANG LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. MEREKA ITU ADALAH ORANG-ORANG YANG TERSISA DARI PENYERBUAN BEBERAPA HARI LALU. TUJUAN MEREKA SATU. MENUJU KE MEUNASAH. AKAN TETAPI KERAMAIAN ITU SAMA SEKALI TIDAK MENIMBULKAN KEGADUHAN. MEREKA BERJALAN DAN MELANGKAH SEPERTI MALING MENCURI.
DI SAMPING TANGGA MEUNASAh BEBERAPA LAKI-LAKI BERMUKA SANGAR TAMPAK BERJAGA-JAGA. DI ATAS MEUNASAH TELAH BERKUMPUL SEMUA ORANG. DI DALAM MEUNASAH REMANG. LAMPU TIDAK DIHIDUPKAN UNTUK MENGHINDARI KECURIGAAN DARI ORANG-ORANG HIJAU. RUANGAN ITU HANYA DISINARI DENGAN SEBUAH PANYOT26 KECIL YANG DILETAKKAN DI SISI BARAT RUANGAN ITU.
BEBERAPA ORANG LAKI-LAKI BERKUMIS TEBAL DAN BERBADAN KEKAR DUDUK DI DEPAN. BICARA MEREKA PENUH SEMANGAT DAN MELEDAK-LEDAK.
LAKI-LAKI I : (PENUH TEKANAN) Ini adalah kezaliman yang dilakukan orang-orang hijau. Mereka telah bunuh orang-orang yang kita kasihani. Dan (DIAM SEJENAK, MENGHIRUP NAPAS, MENATAP LANGIT-LANGIT) akankah diam saja kita melihat kezaliman ini?!
TIDAK ADA YANG MENJAWAB. LAKI-LAKI LAIN MENGAMBIL ALIH PEMBICARAAN.
LAKI-LAKI II : Akankah kita diam tak berdaya melihat suami-suami kita dibunuh?! (NYARIS BERTERIAK) melihat aneuk-aneuk agam kita dibunuh, diam saja kah kita? (DIAM SEBENTAR) menyaksikan anak gadis kita dinodai, akan menjadi patung kah kita? (PENUH TEKANAN).
LAKI-LAKI KETIGA MENGAMBIL BICARA. LAKI-LAKI INI TAK KALAH SEMANGAT DENGAN DUA REKANNYA.
LAKI-LAKI III : Po Ayah, po Ma, tanoh ini tanoh tempat lahir indatu pahlawan. Cut nyak Dhien lahir di sini. Teuku Umar lahir di sini. (MATA BERKACA-KACA). Kita semua jangan mati dengan tangis kehilangan. Kita harus balas dendam ini.
LAKI-LAKI I : (MEMOTONG PEMBICARAAN LAKI-LAKI III) mari berjuang bersama-sama ! Mari balas dendam syedara-syedara geutanyoe po ma-po ayah, aneuk agam, aneuk dara, mari kita bahu-membahu.
SEULANGA MEREMAS-REMAS TANGANNYA SENDIRI. DI MATA SEULANGA KITA TEMUKAN SEMANGAT YANG MENYALA-NYALA. SEMANGAT UNTUK MEMBALAS DENDAM.
LAKI-LAKI II : (BERTERIAK) Allahu Akbaar.
SEMUA : (BERTERIAK, SEMANGAT) Allahu akbaar!!
LAGU ACEH YANG MENGHENTAK SEMANGAT TERDENGAR. SEMAKIN LAMA SEMAKIN KERAS.
Mari sobat, mari soedara!
Pergi prang di Samalanga,
Mari koempoel dan bersoeara,
Laloe bernjanji bersama-sama.
Satoe njanjian jang amat merdoe
Menghiboer hati jang amat doeka.
Hari ini kita di Merdoe.
Esok loesa djalan kamoeka.
Dari Merdoe djalan disawa
Itoe djalan jang amat soesah,
Tempo-tempolah liwat rawa.
Asal bisa dapat kemoeka.
Kaloe djalan haroes berdiam
Karna moesoeh berdjaga-djaga.
Kaloe dengar boenji meriam
Itoe tandalah moesoeh ada.
Soenggoeh moesoeh banjak sekali.
Ada berdiri didalam benteng
Haroes kami berlari-lari
Waktoe komandolah
Djangan tinggal berdiri lama.
Kaloe komandolah.
Lari lekas datang kesana.
Masoek pertama dalam benteng.
Siapa Masoek nommer satoe
Itoelah tanda amat berani.
Nanti dapatlah bintang satoe
Tanda setia lagi berani.
Maski dengarlah hoedjan pelor
Dari moesoehmoe orang Atjeh.
Djangan sekali bersoesah keloeh,
Tapi peranglah hidoep mati.
Mari kamoe hei orang Ambon!
Lagi Menado lagi Ternate!
Lawan moesoeh bertamboen-tamboen,
Sampe gagahnya djadi berhenti.
Anak Ambon gagah berani
Tak takoet mati atau loeka
Toeroet hati orang serani,
Anak Ambon berani di moeka.
Babak IV >>
Seulanga (Babak III)
4/
5
Oleh
galerikaryaflp
