Dewi karya Yus R. Ismail Komidi Putar karya Gegge S. Mappangewa Pertarungan karya Benny Arnas Kacamata karya Noor H. Dee Debu-Debu Tuhan

Minggu, 24 Juni 2012

Dari Masjid ke Masjid di Hongkong

Oleh Rahmadiyanti Rusdi (Majalah Ummi, Juni 2012)


Koleksi Rahmadiyanti Rusdi



Belanja dan bermain di Disneyland mungkin jadi agenda utama wisatawan Indonesia yang berkunjung di Hong Kong. Namun bagi saya, masjid-masjid di Hong Kong lebih menarik untuk dijejaki.

Dari sebuah kartu lebaran
Berawal dari sebuah kartu lebaran yang dikirim oleh seorang sahabat pegiat FLP (Forum Lingkar Pena) Hong Kong bertahun lalu.  Sederhana saja gambar yang ada di kartu tersebut; sebuah masjid dengan kubah besar. Tapi karena masjid tersebut terletak di Hong Kong, negeri minoritas muslim, maka jadi begitu istimewa bagi saya—yang tak menyangka ada masjid sebesar itu di sana. Saya pun ber-azzam, bila suatu hari mendapat kesempatan berkunjung ke Hong Kong, saya akan datang ke masjid yang gambarnya tertera di kartu tersebut.
Kesempatan itu pun datang. Tabungan cukup, saya pun membeli tiket Jakarta-Macau-Hong Kong-Jakarta. Awalnya saya hanya berniat ke Masjid Kowloon, masjid yang ada di kartu lebaran tersebut. Namun siapa sangka, Hong Kong memiliki 5 masjid besar. Alhamdulillah, seharian saya bisa mengunjungi 4 dari 5 masjid tersebut, sambil mengunjungi objek-objek wisata terkenal di Hong Kong.

Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre
Pagi-pagi sekali, saya janjian dengan Chalim di depan Konsulat Jenderal RI di Wan Chai, Causeway Bay. Chalim adalah pekerja migran yang telah 8 tahun bekerja di Hong Kong. Saat itu Chalim cukup punya waktu luang karena sedang menunggu kontrak kerja baru.  Dengan Chalim lah saya menapaki satu demi satu masjid di Hong Kong.
Tujuan pertama kami adalah Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre. Dari jalan dekat Konjen RI kami naik trem menuju Oi Kwan Road, Wan Chai, lokasi masjid ini. Trem adalah angkutan publik yang paling saya suka selama di Hong Kong. Murah dan seperti tertarik ke masa lalu. Jauh dekat hanya 2,3 dolar (sekitar Rp2500).  Untuk anak-anak 1,2 dolar dan kalau Anda lansia cukup bayar 1 dolar saja. Kita dapat membayar dengan uang pas atau menggunakan octopus card.
Lima belas menit perjalanan, kami sampai. Seorang pria berkopiah putih dan berjanggut lebat menyambut kami dengan ramah. Saya minta izin untuk melihat-lihat. Sebuah poster besar dengan foto-foto masjid dari seluruh dunia menyapa saya tak jauh dari pintu masuk. Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre dibuka sejak tahun 1981. Daya tampungnya cukup besar, sekitar 700 jamaah. Karena masih pagi, suasana terasa sepi. Saya dan Chalim naik ke lantai dua, tempat shalat wanita. Bersih…. Lantai berkarpet hijau lumut membuat kaki saya terasa hangat. Rak-rak buku pendek terletak di sudut masjid. Juga meja-meja kecil untuk anak-anak mengaji. Suasana sunyi membuat saya tepekur sejenak, berucap hamdalah dan tasbih.
Setelah tiga puluh menit, saya dan Chalim beranjak. Kembali dengan trem, kami menuju kawasan Central. Di kawasan inilah terletak Jamiah Masjid, atau dikenal juga dengan Masjid Shelley Street. Namun sebelumnya kami ke Victoria Peak terlebih dahulu. Victoria Peak atau The Peak adalah objek wisata terkenal di Hong Kong. Bisa dibilang, tidak ada wisatawan yang tidak ke The Peak  saat berada di Hong Kong. Untuk mencapai The Peak, kita dapat naik bus atau trem khusus. Tentu, saya memilih naik trem. Tiket pp trem khusus ke The Peak sebesar 40 dolar. Dari The Peak, kita dapat melihat Hong Kong dari atas. Sangat menawan. Saya tak jemu memandang gedung-gedung jangkung Hong Kong di bawah sana dengan latar belakang bukit dan gunung.

Jamiah Masjid (Masjid Shelley Street)
Dari The Peak kami turun kembali ke kawasan Central. Di The Peak Tram, stasiun untuk naik trem ke The Peak, antrean orang sudah mengular. Bersyukur juga kami ke The Peak pagi-pagi, karena tak perlu antre. Saya dan Chalim bergegas menuju Jamiah Masjid, tujuan masjid kedua. Kali ini perjalanan tambah menarik, sebab untuk menuju masjid tertua di Hong Kong tersebut, kami melewati Mid Levels alias eskalator (tangga jalan) terpanjang di Hong Kong—menurut beberapa sumber bahkan merupakan eskalator terpanjang di dunia. Diapit gedung dan bangunan, panjang eskalator tersebut sekitar 800 meter. Bila kita naik eskalator ini dari titik awal hingga ujung, maka waktu yang diperlukan sekitar 25 menit.
Jamiah Masjid terletak di Shelley Street, tak jauh dari Mid Levels. Dibangun tahun 1849, masjid ini termasuk dalam daftar bangunan bersejarah di Hong Kong yang harus dilestarikan. Dengan cat berwarna hijau dan pohon-pohon besar di sekitarnya, saya langsung “nyeeesss” saat memasuki masjid ini. Adem. Beberapa pria berwajah Timur Tengah tersenyum. “Do you want to pray, Sis?” tanya salah satu dari mereka ramah. Saya mengangguk. Sudah masuk waktu zuhur. Pria tersebut kemudian menunjukkan tempat shalat untuk muslimah dan menyalakan kipas angin.
Cukup lama saya menikmati suasana sejuk di masjid ini selepas zuhur, sambil meringankan kaki. Saya mengamati sekitar masjid. Agak sulit mengambil gambar masjid ini secara keseluruhan, karena letaknya yang diapit gedung dan bangunan. Desain masjid ini memang terlihat “old”. Sebuah menara tak terlalu tinggi dengan kubah bulat, khas masjid Timur Tengah. Setelah jepret sana-sini, kami kembali beranjak. Tujuan berikutnya adalah Masjid Stanley, yang terletak agak di luar kota.

Masjid Stanley
Kami naik bus berukuran sedang dengan tarif 9 dolar. Waktu tempuh perjalanan dari kawasan Central ke Stanley di bagian tenggara hampir satu jam. Stanley adalah kawasan pantai di Pulau Hong Kong. Masjid ini terletak tak jauh dari Penjara Stanley. Memasuki jalan kecil Tung Tau Wan sekitar 30 meter, langsung terlihat bangunan berwarna kuning tua. Jalan yang menurun membuat masjid terlihat jelas dari atas. Di sekitarnya terdapat beberapa apartemen.
Dengan antusias saya setengah berlari menuju masjid. Masjid yang cantik dan unik. Saya dan Chalim kemudian duduk di pagar pendek dekat masjid. Bekal makan siang kami belum tersentuh sejak dari Jamiah Masjid. Masjid tampak sepi, mungkin karena telah lewat waktu shalat. Beberapa pria berkopiah dan wanita berhijab tampak di sekitar apartemen. Seorang pria berwajah Arab menunjuk pantai tak jauh dari masjid. “That’s a beach, Sis. It’s quite beautiful. Go there…” katanya.  Setelah merapikan bekas makan siang, kami pun beranjak ke pantai yang ditunjukkan oleh bapak tersebut. Betul, pantai tersebut cukup indah. Bersih dengan air laut yang bening.
Sekitar satu setengah jam berkeliling masjid dan menikmati suasana pantai, kami bergegas menuju halte bus. Hari semakin sore, dan masih ada satu masjid tujuan saya. Masjid yang ada di kartu pos kiriman teman saya. Masjid Kowloon….

Masjid dan Islamic Centre Kowloon
 Masjid Kowloon adalah satu-satunya masjid yang terletak di Semenanjung Kowloon. Tepatnya di Nathan Road. Ya, nama jalan ini juga sangat terkenal. Salah satu pusat keramaian—sangat ramai—di Hong Kong. Sekitar 300 meter berjalan dari stasiun MTR Tsim Tsa Shui, melewati pertokoan-pertokoan mewah, sampailah saya di masjid yang saya impikan untuk saya jejaki sejak bertahun lalu. Di sekitar masjid banyak pria berwajah Timur Tengah menawarkan kami untuk makan malam . “Halal, Sister, halal.” Saya hanya tersenyum. Untuk mencari makanan halal di sekitar Masjid Kowloon memang sangat mudah.
Senja makin turun, beberapa orang—seperti kami—juga bergegas ke masjid yang dibangun tahun 1896 itu. Magrib menjelang. Anak-anak kecil tampak bermain di tangga masjid. Tak lama azan bergema. Saya langsung menuju ruang shalat muslimah. Saya cukup kaget dengan ruang shalat muslimah yang kecil untuk ukuran masjid terbesar di Hong Kong dengan kapasitas 2.000 jamaah. Tapi, syukur tentu lebih harus panjatkan.
Selesai shalat magrib berjamaah, saya mencari angle untuk memotret masjid ini. Tapi… cukup sulit mencari angle yang pas. Dari beberapa foto di internet, untuk mengambil gambar masjid terlihat secara keseluruhan sepertinya memang harus dari atas. Mungkin dari gedung tinggi di sekitarnya atau dari sudut lain. Karena menjelang malam, saya hanya dapat mengambil gambar dari seberang jalan. Beberapa jepretan mengakhiri perjalanan saya menjejak masjid-masjid di Hong Kong. Sebenarnya ada satu lagi masjid yang cukup besar, yakni Masjid Chai Wan yang terletak di Cape Collision, Chai Wan. Sayang, waktu tak memungkinkan saya berkunjung ke masjid yang juga satu lokasi dengan pekuburan muslim tersebut. Mungkin suatu hari nanti, insya Allah…. 

Alamat masjid-masjid di Hong Kong:
  • Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre: 40 Oi Kwan Road, Wan Chai, Hong Kong.
  •  Jamiah Masjid (Shelley Street Mosque): 30 Shelley Street, Central, Hong Kong.
  • Kowloon Mosque and Islamic Centre: 105 Nathan Road, TST (Tsim Sha Tsui), Kowloon.
  • Masjid Stanley:  Tung Tau Wan Road, Stanley Prison, Stanley, Hong Kong



Related Posts

Dari Masjid ke Masjid di Hongkong
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.