Oleh Rahmadiyanti Rusdi (Majalah Ummi, Juni 2012)
![]() |
Koleksi Rahmadiyanti Rusdi |
Belanja dan bermain di Disneyland mungkin jadi agenda utama wisatawan
Indonesia yang berkunjung di Hong Kong. Namun bagi saya, masjid-masjid di Hong
Kong lebih menarik untuk dijejaki.
Dari sebuah kartu lebaran
Berawal dari sebuah kartu
lebaran yang dikirim oleh seorang sahabat pegiat FLP (Forum Lingkar Pena) Hong
Kong bertahun lalu. Sederhana saja gambar
yang ada di kartu tersebut; sebuah masjid dengan kubah besar. Tapi karena
masjid tersebut terletak di Hong Kong, negeri minoritas muslim, maka jadi
begitu istimewa bagi saya—yang tak menyangka ada masjid sebesar itu di sana. Saya
pun ber-azzam, bila suatu hari
mendapat kesempatan berkunjung ke Hong Kong, saya akan datang ke masjid yang
gambarnya tertera di kartu tersebut.
Kesempatan itu pun datang.
Tabungan cukup, saya pun membeli tiket Jakarta-Macau-Hong Kong-Jakarta. Awalnya
saya hanya berniat ke Masjid Kowloon, masjid yang ada di kartu lebaran tersebut.
Namun siapa sangka, Hong Kong memiliki 5 masjid besar. Alhamdulillah, seharian
saya bisa mengunjungi 4 dari 5 masjid tersebut, sambil mengunjungi objek-objek
wisata terkenal di Hong Kong.
Masjid
Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre
Pagi-pagi sekali, saya janjian dengan Chalim di depan Konsulat
Jenderal RI di Wan Chai, Causeway Bay. Chalim adalah pekerja migran yang telah
8 tahun bekerja di Hong Kong. Saat itu Chalim cukup punya waktu luang karena
sedang menunggu kontrak kerja baru. Dengan
Chalim lah saya menapaki satu demi satu masjid di Hong Kong.
Tujuan pertama kami adalah Masjid Ammar & Osman Ramju
Sadick Islamic Centre. Dari jalan dekat Konjen RI kami naik trem menuju Oi Kwan Road, Wan Chai, lokasi
masjid ini. Trem adalah angkutan publik yang paling saya suka selama di Hong
Kong. Murah dan seperti tertarik ke masa lalu. Jauh dekat hanya 2,3 dolar
(sekitar Rp2500). Untuk anak-anak 1,2
dolar dan kalau Anda lansia cukup bayar 1 dolar saja. Kita dapat membayar
dengan uang pas atau menggunakan octopus
card.
Lima belas menit perjalanan,
kami sampai. Seorang pria berkopiah putih dan berjanggut lebat menyambut kami
dengan ramah. Saya minta izin untuk melihat-lihat. Sebuah poster besar dengan
foto-foto masjid dari seluruh dunia menyapa saya tak jauh dari pintu masuk. Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre dibuka
sejak tahun 1981. Daya tampungnya cukup besar, sekitar 700 jamaah. Karena masih
pagi, suasana terasa sepi. Saya dan Chalim naik ke lantai dua, tempat shalat
wanita. Bersih…. Lantai berkarpet hijau lumut membuat kaki saya terasa hangat.
Rak-rak buku pendek terletak di sudut masjid. Juga meja-meja kecil untuk
anak-anak mengaji. Suasana sunyi membuat saya tepekur sejenak, berucap hamdalah
dan tasbih.
Setelah tiga puluh menit, saya
dan Chalim beranjak. Kembali dengan trem, kami menuju kawasan Central. Di kawasan
inilah terletak Jamiah Masjid, atau dikenal juga dengan Masjid Shelley Street.
Namun sebelumnya kami ke Victoria Peak terlebih dahulu. Victoria Peak atau The
Peak adalah objek wisata terkenal di Hong Kong. Bisa dibilang, tidak ada
wisatawan yang tidak ke The Peak saat
berada di Hong Kong. Untuk mencapai The Peak, kita dapat naik bus atau trem
khusus. Tentu, saya memilih naik trem. Tiket pp trem khusus ke The Peak sebesar
40 dolar. Dari The Peak, kita dapat melihat Hong Kong dari atas. Sangat
menawan. Saya tak jemu memandang gedung-gedung jangkung Hong Kong di bawah sana
dengan latar belakang bukit dan gunung.
Jamiah
Masjid (Masjid Shelley Street)
Dari The Peak kami turun kembali
ke kawasan Central. Di The Peak Tram, stasiun untuk naik trem ke The Peak,
antrean orang sudah mengular. Bersyukur juga kami ke The Peak pagi-pagi, karena
tak perlu antre. Saya dan Chalim bergegas menuju Jamiah Masjid, tujuan masjid
kedua. Kali ini perjalanan tambah menarik, sebab untuk menuju masjid tertua di
Hong Kong tersebut, kami melewati Mid Levels alias eskalator (tangga jalan)
terpanjang di Hong Kong—menurut beberapa sumber bahkan merupakan eskalator
terpanjang di dunia. Diapit gedung dan bangunan, panjang eskalator tersebut sekitar
800 meter. Bila kita naik eskalator ini dari titik awal hingga ujung, maka
waktu yang diperlukan sekitar 25 menit.
Jamiah Masjid terletak di
Shelley Street, tak jauh dari Mid Levels. Dibangun tahun 1849, masjid ini
termasuk dalam daftar bangunan bersejarah di Hong Kong yang harus dilestarikan.
Dengan cat berwarna hijau dan pohon-pohon besar di sekitarnya, saya langsung
“nyeeesss” saat memasuki masjid ini. Adem. Beberapa pria berwajah Timur Tengah
tersenyum. “Do you want to pray, Sis?” tanya
salah satu dari mereka ramah. Saya mengangguk. Sudah masuk waktu zuhur. Pria
tersebut kemudian menunjukkan tempat shalat untuk muslimah dan menyalakan kipas
angin.
Cukup lama saya menikmati
suasana sejuk di masjid ini selepas zuhur, sambil meringankan kaki. Saya
mengamati sekitar masjid. Agak sulit mengambil gambar masjid ini secara
keseluruhan, karena letaknya yang diapit gedung dan bangunan. Desain masjid ini
memang terlihat “old”. Sebuah menara tak terlalu tinggi dengan kubah bulat,
khas masjid Timur Tengah. Setelah jepret sana-sini, kami kembali beranjak.
Tujuan berikutnya adalah Masjid Stanley, yang terletak agak di luar kota.
Masjid
Stanley
Kami naik
bus berukuran sedang dengan tarif 9 dolar. Waktu tempuh perjalanan dari kawasan
Central ke Stanley di bagian tenggara hampir satu jam. Stanley adalah kawasan
pantai di Pulau Hong Kong. Masjid ini terletak tak jauh dari Penjara Stanley.
Memasuki jalan kecil Tung Tau Wan sekitar 30 meter, langsung terlihat bangunan
berwarna kuning tua. Jalan yang menurun membuat masjid terlihat jelas dari
atas. Di sekitarnya terdapat beberapa apartemen.
Dengan
antusias saya setengah berlari menuju masjid. Masjid yang cantik dan unik. Saya
dan Chalim kemudian duduk di pagar pendek dekat masjid. Bekal makan siang kami
belum tersentuh sejak dari Jamiah Masjid. Masjid tampak sepi, mungkin karena
telah lewat waktu shalat. Beberapa pria berkopiah dan wanita berhijab tampak di
sekitar apartemen. Seorang pria berwajah Arab menunjuk pantai tak jauh dari
masjid. “That’s a beach, Sis. It’s quite
beautiful. Go there…” katanya.
Setelah merapikan bekas makan siang, kami pun beranjak ke pantai yang
ditunjukkan oleh bapak tersebut. Betul, pantai tersebut cukup indah. Bersih
dengan air laut yang bening.
Sekitar
satu setengah jam berkeliling masjid dan menikmati suasana pantai, kami
bergegas menuju halte bus. Hari semakin sore, dan masih ada satu masjid tujuan
saya. Masjid yang ada di kartu pos kiriman teman saya. Masjid Kowloon….
Masjid
dan Islamic Centre Kowloon
Masjid Kowloon adalah satu-satunya masjid yang
terletak di Semenanjung Kowloon. Tepatnya di Nathan Road. Ya, nama jalan ini
juga sangat terkenal. Salah satu pusat keramaian—sangat ramai—di Hong Kong.
Sekitar 300 meter berjalan dari stasiun MTR Tsim Tsa Shui, melewati
pertokoan-pertokoan mewah, sampailah saya di masjid yang saya impikan untuk
saya jejaki sejak bertahun lalu. Di sekitar masjid banyak pria berwajah Timur
Tengah menawarkan kami untuk makan malam . “Halal,
Sister, halal.” Saya hanya tersenyum. Untuk mencari makanan halal di
sekitar Masjid Kowloon memang sangat mudah.
Senja makin
turun, beberapa orang—seperti kami—juga bergegas ke masjid yang dibangun tahun
1896 itu. Magrib menjelang. Anak-anak kecil tampak bermain di tangga masjid.
Tak lama azan bergema. Saya langsung menuju ruang shalat muslimah. Saya cukup
kaget dengan ruang shalat muslimah yang kecil untuk ukuran masjid terbesar di
Hong Kong dengan kapasitas 2.000 jamaah. Tapi, syukur tentu lebih harus
panjatkan.
Selesai shalat magrib berjamaah,
saya mencari angle untuk memotret masjid ini. Tapi… cukup sulit mencari angle
yang pas. Dari beberapa foto di internet, untuk mengambil gambar masjid
terlihat secara keseluruhan sepertinya memang harus dari atas. Mungkin dari
gedung tinggi di sekitarnya atau dari sudut lain. Karena menjelang malam, saya
hanya dapat mengambil gambar dari seberang jalan. Beberapa jepretan mengakhiri
perjalanan saya menjejak masjid-masjid di Hong Kong. Sebenarnya ada satu lagi
masjid yang cukup besar, yakni Masjid Chai Wan yang terletak di Cape Collision,
Chai Wan. Sayang, waktu tak memungkinkan saya berkunjung ke masjid yang juga
satu lokasi dengan pekuburan muslim tersebut. Mungkin suatu hari nanti, insya
Allah….
Alamat masjid-masjid di Hong
Kong:
- Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre: 40 Oi Kwan Road, Wan Chai, Hong Kong.
- Jamiah Masjid (Shelley Street Mosque): 30 Shelley Street, Central, Hong Kong.
- Kowloon Mosque and Islamic Centre: 105 Nathan Road, TST (Tsim Sha Tsui), Kowloon.
- Masjid Stanley: Tung Tau Wan Road, Stanley Prison, Stanley, Hong Kong
Dari Masjid ke Masjid di Hongkong
4/
5
Oleh
galerikaryaflp