Dewi karya Yus R. Ismail Komidi Putar karya Gegge S. Mappangewa Pertarungan karya Benny Arnas Kacamata karya Noor H. Dee Debu-Debu Tuhan

Kamis, 15 November 2012

Mengenal Sosok Hasan Al-Banna Lewat Novel

Oleh Untung Wahyudi (untungpustaka.blogspot.com)

Hasan Al-Banna dikenal memiliki dampak yang besar dalam pemikiran Islam modern. Kiprahnya dalam dunia dakwah yang mampu menyentuh kalangan bawah telah memberi inspirasi bagi perkembangan dakwah, hingga saat ini.

Lelaki kelahiran Mahmudiyah—kawasan Buhairah, Mesir—itu juga dikenal akan cara berdakwahnya yang sangat tidak biasa. Ia terkenal sangat tawadlu dikarenakan sering berdakwah di warung-warung kopi tempat orang-orang yang berpengetahuan rendah berkumpul untuk minum-minum kopi sehabis lelah bekerja seharian. Dan, ternyata cara tersebut memang lebih efektif dilakukan dalam berdakwah.

Novel Sang Pemusar Gelombang karya M. Irfan Hidayatullah ini tidak menceritakan secara khusus tentang kehidupan Hasan Al-Banna. Tapi, novel ini mengangkat kisah para generasi muda yang hidupnya terinspirasi dari sosok sang imam. Sosok dan teladan Al-Banna telah menciptakan pusaran gelombang pemikiran dan perubahan yang mampu menginspirasi tokoh-tokoh fiktif dalam novel setebal 502 halaman ini.

Lewat tokoh Randy, pemuda aktivis kampus, pengarang menggambarkan bagaimana seorang dai seharusnya memiliki ghirah atau semangat dakwah yang tinggi. Meskipun Randy dikepung kesibukan kampus sebagai mahasiswa, tapi Randy berusaha dengan cerdas membagi waktu antara tugas wajibnya sebagai mahasiswa dan amanah sebagai seorang aktivis kampus yang memiliki jadwal rutin mentoring pada adik-adik tingkatnya, juga tugas barunya sebagai asisten dosen. Dengan metode dakwah yang terinspirasi sosok Hasan Al-Banna, tokoh idolanya, Randy mencoba menjadi seorang dai yang tawadlu dan menjaga diri dari pergaulan yang kurang baik. Meskipun di mata ayahnya Randy berubah dan terkesan ekslusif, tapi Randy tetap berusaha meyakinkan ayahnya, bahwa ia “baik-baik” saja (halaman 9-11).

Hasan, tokoh lain dalam novel ini memiliki kisah berbeda. Sejak kecil Hasan menjadi anak yatim piatu. Kematian ayahnya yang misterius membuat Hasan ingin mengungkap rahasia di balik kematian orangtuanya. Bersama Bah Daan, ia menemui seseorang yang dianggap bertanggungjawab atas kematian ayahnya. Hasan dan Bah Daan berhasil bertemu dengan Mbah Soleh, lelaki tua yang selama ini mengetahui rahasia kematian ayah Hasan.

Lewat cerita Mbah Soleh lah, Hasan dan Bah Daan mengetahui kisah yang sebenarnya. Tentang Rosyid, ayah Hasan yang sejak masih muda sudah bergelut dengan dunia dakwah. Berusaha mengajak penduduk yang selama ini terbiasa dengan perbuatan bid’ah dan cenderung menyalahkan perbedaan yang terjadi di masyarakat (halaman 220-221).

Berbeda dengan Randy dan Hasan, Cikal memiliki kisah yang tidak kalah rumit. Cikal selama ini telah berhasil menjemput mimpinya. Impiannya untuk menjadi orang terkenal telah digapai. Ia telah menjadi selebritis terkenal. Grup band yang dipimpinnya mulai diperhitungkan dan menjadi salah satu grup band papan atas tanah air.

Namun, di balik ketenaran dan bersinarnya karier yang dimiliki Cikal, ia dihantui perasaan lain. Ia mulai menyadari bahwa hidupnya mulai tidak bebas lagi. Kehidupannya sudah diatur oleh jadwal tour ke beberapa kota, shoting iklan, dan yang lainnya. Intinya, Cikal mulai bosan dengan rutinitas yang selama ini menghimpitnya.

Pikiran Cikal benar-benar kacau. Ia tidak bisa konsentrasi penuh. Bahkan, dalam sebuah konser besar yang dihadiri ribuan penggemarnya, Cikal pingsan. Cikal benar-benar tidak mampu mengendalikan emosi dan pikirannya yang selama ini dihantui perasaan yang mengajaknya keluar dari hiruk pikuk dunia selebritis yang semakin menyeretnya ke dalam kubangan hedonisme (halaman 140-141).

M. Irfan Hidayatullah adalah penulis yang cukup dikenal dengan tulisan-tulisannya yang absurd dan “nyastra”. Beberapa karya mantan Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP) ini seringkali memiliki ending yang menggantung. Pembaca dibiarkan bebas menentukan bagaimana nasib tokoh yang diciptakannya. Sebutlah contoh cerpen Kucing, Lalat, atau beberapa cerpennya yang terangkum dalam kumpulan cerpen Dari Ruang Tunggu.

Namun, kali ini Irfan menuliskan kisah dengan gaya dan penuturan yang lebih ringan dan mudah dicerna. Meskipun tema yang diusung dalam novel ini tergolong berat karena mengandung unsur ideologi, perbedaan pendapat dan paham yang kesemuanya bermuara pada sosok Hasan Al-Banna, tapi pengarang berhasil menuturkannya dengan bahasa yang ringan dan sederhana.

Secara eksplisit novel ini mengajak pembaca meneladani kiprah dan perjuangan Hasan Al-Banna, guru dan seorang reformis Mesir dalam bidang sosial dan politik Islam, yang juga terkenal karena mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi pergerakan yang sampai saat ini masih menjadi cermin bagi para aktivis dakwah.

Judul buku : Sang Pemusar Gelombang
Pengarang : M. Irfan Hidayatullah
Penerbit : Salamadani, Bandung
Cetakan : I, Juli 2012
Tebal : xviii + 502 Halaman


Related Posts

Mengenal Sosok Hasan Al-Banna Lewat Novel
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.